Presentasi Pendidikan Kewarganegaraan Semester IV

MAKALAH
PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
SEJARAH BANGSA INDONESIA DAN SEMANGAT KEBANGSAAN
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas Pendidikan Kewarganegaraan
PGMI Semester IV yang diampu oleh Ibu Pamungkas Setya

Description: download.jpg
Disusun Oleh :
Anisa Martini (20140300)
Anisa Dyah Anggraeni (2015030074)
Imam Wahyudi (20140300)

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN (FITK)
UNIVERSITAS SAINS AL –QUR’AN (UNSIQ)
JAWA TENGAH DI WONOSOBO
2016






KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena hanya dengan izin dan kuasaNya kami dapat menyusun dan menyelesaikan makalah “SEJARAH BANGSA INDONESIA DAN SEMANGAT KEBANGSAAN” ini dengan baik.
Dengan selesainya makalah ini, kami mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu pembuatan makalah ini baik berupa moril maupun materil sehingga segala sesuatunya dapat berjalan dengan lancar.
Segala daya dan upaya penulis lakukan untuk menyusun makalah ini, akan tetapi dengan keterbatasan waktu, tenaga dan minimnya pengalaman, tentunya masih banyak kekurangan di dalamnya. Oleh karena itu,  kami memohon maaf yang sebesar-besarnya dan kritik serta saran sangat penulis harapkan dengan hati terbuka dan lapang dada untuk menyempurnakan langkah penulis kedepan.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi pembaca umumnya bagi semua pihak dan mudah-mudahan Allah SWT memberikan rahmat dan karuniaNya pada kita umat manusia.



                                                                                    Wonosobo, 26 Maret 2016

                                                                                                Penulis











BAB I
PENDAHULUAN
                       
A.    Latar Belakang Masalah
Latar Belakang Indonesia mengukir kisah perjuangan yang panjang dalam perjalanannya. Kemerdekaan yang didapatkan sekarang ini bukanlah semudah membalikkan telapak tangan. Bangsa Indonesia dijajah oleh negara lain selama berabad lamanya. Penjajahan terlama dilakukan oleh Belanda. Belanda menjajah Indonesia selama lebih kurang 350 tahun. Berbagai faktor yang melandasi penjajahan Belanda di Indonesia, salah satunya adalah motif berdagang yang bergeser seiring dengan keinginan untuk berkuasa. Berbagai konflik yang terjadi dengan penguasa sebelumnya, yaitu Inggris dan Portugis menghadirkan persaingan. Persaingan yang direalisasikan dengan adanya kongsi dagang yang merugikan Bangsa Indonesia. Di antara bangsa-bangsa Barat yang datang di Indonesia, Belandalah yang paling bernafsu menguasai Indonesia. Untuk melaksanakan tekadnya itu Belanda mendirikan VOC. VOC adalah kongsi dagang Belanda yang mencari keuntungan yang sebesar-besarnya di Indonesia. Oleh karena itu, mereka tidak menghiraukan kemajuan Indonesia. Sejak dahulu, bangsa-bangsa di dunia tertarik untuk mengusai Indonesia, terutama bangsa-angsa Barat. Hal itu disebabkan oleh letak Indonesia yang sangat strategis dan kekayaan alamnya berlimpah-limpah. Dikatakan strategis karena Indonesia berada di persimpangan dua samudera dan dua benua. Selain itu Indonesia juga terletak di jalur perdagangan dunia. Di samping tanahnya sangat subur, Indonesia juga mempunyai kandungan alam yang banyak, seperti minyak. emas, dan tembaga. Berbagai perlakuan yang tidak adil tersebut kemudian melatarbelakangi Bangsa Indonesia untuk memberontak. Pemberontakan dilakukan dari berbagai daerah dan oleh berbagai tokoh perjuangan. Perjuangan memperoleh hak-hak kembali atas kekayaan Bangsa Indonesia terus dilakukan. Pergerakan-pergerakan oleh tokoh-tokoh nasionalis Indonesia mengalami sejarah yang panjang dan dari berbagai generasi. Pentingnya mengetahui dan mempelajari sejarah perjuangan bangsa adalah untuk menumbuhkan rasa cinta kita yang mendalam kepada Indonesia. Pepatah yang mengatakan bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai sejarah perjuangan pahlawannya. Indonesia merupakan bangsa yang besar, maka dari itu perlu adanya penanaman kecintaan yang lebih untuk menumbuhkan semangat nasionalisme.

B.     Rumusan Masalah

1. Apakah motif penjajahan Belanda di Indonesia?
2. Bagaimana rangkaian perjuangan Bangsa Indonesia dalam melawan penjajahan      Belanda terutama pada abad XIX?

C.      Tujuan Penulisan

Adapun tujuan adalah untuk mempelajari dan mengetahui sejarah kependudukan Bangsa Belanda di Indonesia meliputi motif kedatangan dan perjuangan pahlawan Indonesia dalam melawan penjajah Belanda.


BAB II
PEMBAHASAN
A.  Pengertian Sejarah
   Pengertian Sejarah secara umun adalah kejadian dimasa lampau yang disusun berdasarkan peninggalan-peninggalan berbagai peristiwa. Atau secara sederhana, pengertian sejarah adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajarai segala peristiwa atau kejadian yang terjadi pada masa lampau dalam kehidupan umat manusia. Sejarah dalam bahasa yunani berasal dari kata “historia” yang berarti penyelidikan atau pengetahuan yang diperoleh melalui penelitian yang mendalam. Sedangkan pengertian menurut bahasa, ada dua yaitu sejarah dalam arti sempit atau dalam arti luas. Pengertian sejarah dalam arti sempit adalah peristiwa, sedangkan dalam arti luas adalah suatu peristiwa manusia dari akar dalam realisasi diri dengan kebebasan dan keputusan daya rohani. Dengan mengetahui dan mempelajari sejarah, suatu bangsa diharapkan dapat bersikap dan berperilaku cerdas baik secara rasional, spiritual, emosional, maupun sosial dan juga dapat mengambil makna dan hikmah dari sejarah agar semakin bijak dalam bertindak dan mahir dalam mengambil keputusan.
B.  Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia dan Semangat Kebangsaan

   Pengertian perjuangan secara harfiah adalah (1) perjuangan berarti usaha yang penuh dengan kesulitan dan bahaya, (2) istilah perjuangan identik dengan usaha untuk merebeut sesuatu atau peperangan untuk mencapai dan mempertahankan kemerdekaan, (3) dalam konteks politik, perjuangan berarti wujud interaksi sosial, termasuk persaingan pelanggaran dan konflik. Sedangkan konsep kebangsaan menunjukkan ciri-ciri yang menandai golongan bangsa (union) atau kesadaran diri sebagai warga dari suatu negara. Paham yang mendasarkan diri pada perasaan kebangsaan, atau ajaran untuk mencintai bangsa dan negara sendiri disebut nasionalisme.
   Perjuangan bangsa Indonesia dan semangat kebangsaan, sebenarnya tidak dapat dipisahkan dalam proses perjalanan sejarah bangsa Indonesia. Peristiwa sejarah yang menunjukkan perjuangan dan semangat kebangsaan terjadi secara bersamaan dan tidak dapat dipisahkan. Perlu adanya pembatasan yaitu sejak kapan dimulainya perjuangan bangsa Indonesia dan muculnya semangat kebangsaan itu, mengingat terlalu luasnya istilah perjuangan bangsa Indonesia maka dalam pembahasan ini, perjuangan bansa Indonesia yang dimaksud adalh perjuangan bangsa Indonesia melalui pergerakan rakyat dan organisasi kemasyarakatan maupun politik untuk menjadi suatu bangsa dan negara yang merdeka. Pembahasan sejarah perjuangan dimulai sejak munculnya kesadaan berbangsa atau kebangkitan nasional, yakni sejak awal abad 20 dan mencapai puncaknya pada pertengahan abad ke 20, yakni melalui proses dekolonisasi antara tahun 1945-1955. Negara-negara yang merdeka pada periode tersebut tidak hanya negara Indonesia, banyak negara lain yang merdeka setelah diadakannya Konferensi Asia-Afrika di Bandung tahun 1955.
   Perjuangan untuk melepaskan diri dari kungkungan penjajah telah dilakukan diberbagai daerah di Nusantara jauh sebelum abad ke 20. Hanya perjuangannya belum bersifat nasional atau kebangsaan untuk membentuk suatu negara bangsa. Perjuangan dilakukan oleh sejumlah kerajaan untuk mengusir penjajah dari daerah/kerajaan tertentu secara lokal sehingga sering disebut perjuangan kedaerahan/lokal. Hampir semua orang yang ada diwilayah nusantara ini pernah merasakan bagaimana rasa sakit dan penderitaan selama dalam masa penjajahan. Misalnya pengalaman penderitaan selama (Cultuur stelsel) oleh Van Den Bosch tahun 1828, seorang Gubernur Jenderal Kepercayaan atu Wilhelm I dalam pemerintahan Hindia Belanda. Sistem tanam paksa mewajibkan rakyat menanami sebagian dari sawah dan atau ladangnya dengan tanaman yang ditentukan oleh pemerintah dan hasilnya diserahkan kepada pemerintah.
   Ditengah penderitaan rakyat Nusantara akibat praktik tanam paksa, sedangkan dinegeri Belanda sendiri terjadi proses pembangunan besar-besaran hasil keringat kerja keras bangsa Indonesi yang mengalami proses pembodohan dan pemikinan, muncul pula suara-suara yang ingin membela rakyat jajahan di Parlemen Belanda terutama dari partai liberal yang memenangkan pemilu saat itu. Orang-orang yang menaruh simpatik atas penderitaan rakyat nusnatara diantaranya adalah Baroo Van Houvell, Eduard Douwes Dekker, dan  Mr. Van Deventer. Beliau berpendapat bahwa Belanda mempunyai utang budi kepada bangsa Indonesia dan utang ini harus dibayar dan beliau mengusulkan agar Belanda menerapkan Etische Politic, adalah politik balas budi yang terdiri atas 3 program : Edukasi, Transmigrasi dan Irigasi. Semua program ini hendaknya dilaksanakan semata-mata hanya untuk membantu rakyat Indonesia. Namun kenyataannya jauh dari harapan rakyat Nusantara. Pemerintah Belanda akhirnya mau menjalankan polotik balas budi ini, terbukti dibangunnya sekolah-sekolah, rumah sakit, irigasi, namun ternyata bukan untuk kepentingan rakyat Indonesia, melainkan untuk kepentingan Belanda sendiri.  Efek dari upaya Belanda dalam menerapkan Politik balas budi ini bagi bangsa Indonesia tidak dapat diingkari. Dampak ini merupakan pengaruh Positif bagi bangsa Indonesia. Terbukti setelah adanya politik balas budi, ada rakyat Indonesia yang sadar akan nasibnya, dimana banyak kepincangan sosial, ebodohan dan kemiskinan yag merajalela. Mereka yang mengenyam pendidikan dan sadar akan nasib bangsanya inilah yang selanjutnya menjadi tokoh-tokoh pergerakan dan kebangkitan nasional.
   Sejak ini muncullah kesadaran berbangsa dan bernegara bagi rakyat dinusantara yang sama-sama mengalami penjajahan. A.K Pringgodigdo (1991) membagi masa perjuangan kebangsaan di Indonesia atas lima dimensi yakni : (1) pergerakan plitik, (2) pergerakan sarekat sakerja, (3) pergerakan keagamaan, (4) pergerakan kewanitaan, (5) pergerakan pemuda. Lima dimensi pergerakan pada mas penjajahan Belanda ini dibagi menurut kurun waktu sebagai berikut.
1.      Masa 1908-1920
2.      Masa 1920-1930
3.      Masa 1930-1942
Ada tiga jenis pergerakan politik pada masa 1908-1920 ialah berikut ini,
1.      Organisasi-organisasi Indonesia yang terdiri atas Organisasi Budi Utomo, sarekat Islam, Perkumpulan-perkumpulan berdasrkan kedaerahan.
2.      Perkumpulan campuran, yakni bangsa Indonesia dan bukan bangsa Indonesia, seperti Insulinde, National Indiche Partji, De Indische Partji-Douwes Dekker, Indische Social Democratische Vereeninging Sneevliet, Indische Social Democratische Partji.
3.      Perkumpula campuran yang bertujuan Indonesia tetap dalam ikatan dengan negri Belanda.
   Pergerakan politik pada masa 1920-1932 untuk organisasi Idonesia meliputi partai Komunis Indonesia, Sarekat Islam, Budi Utomo, Perhimpunan Indonesia, Studie club-studie club, Partai Nasional Indonesia, perkumpulan yang berdasarkan kedaerahan, dan golongan berdasarkan keagamaan. sedangkan pergerakan politik pada masa 1930-1942 meliputi pendidikan Nasional Indonesia, Partai Indonesia, Gerindo, Partai Persatuan Indonesia, Budi Utomo, Partai Rakyat Indonesia, Persatuan Bangsa Indonesia, Partai Indonesia Raya, PSII, Parii, Penyedar, PII dan PSSI ke-2, perkumpulan berdasarkan kedaerahan, golongan berdasarkan keagamaan, GAPI dan majelis rakyat Indonesia.
1.      Budi Utomo, merupakan organisasi pertama di Indonesia, yang berbentuk modern, yaitu organisasi dengan pengurus yang tetap, ada naggota, tujuan, dan program kerja berdasarkan peraturan yang ada. Didirikan di Jakarta pada tanggal 20 Mei 1908 yang dilatarbelakangi oleh propaganda dr. Wahidin Sudirohusodo untuk memajukan bangsa Indonesia di bidang pengajaran yang pada saat ini kondisinya sangat terbelakang bila dibandingkan dengan bangsa-bangsa lain. Walaupun usaha untuk mengadakan studiefonds mengalami kegagalan tetapi ide ini memberi kesan tersendiri bagi dua orang murid STOVIA,  ialah R. Sutomo dan R. Gunawan Mangunkusumo. Pada kongres pertama Budi Utomo, 5 Oktober 1908 di Yogyakarta, kongres berhasil menetapkan tujuan perkumpulan, yaitu berikut ini. 

Kemajuan yang selaras (harmonis) buat negeri dan bangsa, terutama dengan memajukan pengajaran, pertanian, peternakan, dan dagang, teknik dan industri, kebudayaan (kesenian dan ilmu)

Budi utomo sebagai kumpulan orang-orang yang berhaluan berdasarkan kebangsaan jawa liberal, mulai kehilangan kedudukan karena mulai bermunculan organisasi lain yang berhaluan agama, seperti sarekat islam dan Muhammadiah serta ISDV yang berhaluan marxis, oleh karena itu dalam rapat umum, 5-6 Agustus 1915 di Bandung Budi Utomo menetapkan mosi yang menegaskan perlunya milisi untuk bangsa Indonesia tetapi harus melalui parlemen (DPR) dengan cara membentuk undang-undang namun saat itu belum ada. Ketika Volksrad dibentuk pada tahun 1917, budi utomo menetapkan sebuah program politik yang bercita-cita mewujudkan pemerintahan parlemen berdasarkan kebangsaan.  Untuk mencapai cita-cita itu Budi Utomo berusaha menuntuk peraturan pemilihan yang baik dan perbaikan dalam sistem peradilan sehingga ada kesamaan kedudukan antara bangsa Indonesia dengan Bangsa lain.

2.      Sarekat Islam didirikan disolo pada tahun 1991 oleh Haji Samanhudi, semula namanya Sarekan Dagang Islam (SDI) berdasarkan koperasi yang bertujuan untuk memajukan perdangangan Indonesia dibawah panji-panji islam sebagai agama yang memiliki pemeluk terbesar  di Indonesia, keanggotaan Sarekat Islam ternyata dari tahun ketahun semakin besar karena Organisasi yang telah lama diinginkan oleh rakyat, terutama para pedagang dan umat Islam. Lahirnya sarekat islam lebih banyak dilatar belakangi oleh faktor-faktor sebagai berikut:
a.       Perdangangan bangsa tionghoa yang lebih banyak menghambat perdagangan Indonesia, seperti monopoli bahan-bahan batik dan tingkah laku sombong bangsa Tionghoa sesudah terjadinya Revolusi di Tiongkok.
b.      Semakin menyebarnya agama kristen di tanah air dan adanya ucapan hinaan parlemen Belanda tentang tipisnya kepercayaan beragama di Indonesia.
c.       Cara adat istiadat yang lama yang terus dipakai di Daerah-daerah  yang makin lama makin dirasakan sebagai penghinaan.
Pada tahun 1912 Sarekat Islam tidak mencantumkan tujuan politik dalam anggaran dasarnya karena pada saat itu pemerintah Belanda melarang mendirikan partai politik. Hal ini ditegaskan dalam kongrs Ssrekat Islam pertama, 26 Januaru 1913 di Surabaya yang dipimpin oleh Tjokroaminoto bahwa Sarekat Islam bukan partai politik dan tidak beraksi melawan pemerintah Belanda, namun demikian pemerintah Belanda merasa tidak senang dengan Sarekat islam yang berni dan semakin besar karena banyak cabangnya di daerah-daerah  dengan jumlah anggota mencapai 12.000 orang. Dalam kongres ke dua di Solo, diputuskn bahwa Sarekat Islam hanya terbuka untuk orang Indonesia dan bukan untuk pengawal Pangreh Praja agar tidak berubah corak dan tetap menjadi organisasi rakyat. Tujuan dalam anggaran dasarpun mengalami perluasan yakni berikut ini.
a.       Memajukan pertaian, perdagangan, kesehatan, pendidikan dan pengajaran.
b.      Memajukan hidup menurut perintah agama da menghilangkan paham-paham keliru tentang agama islam.
c.       Mempertebal rasa persaudaraan dan rasa saling tolong menolong.
Kongres ketiga dibandung 17-24 Juni 1916, dinamakan kongres Nasional pertama. Sebanyak 80 Sarekat Islam daerah mengirimkan perwakilan anggota yang jumlahnya telah encapi 800.000 orang. Kongres yang dipimpin oleh Tjokroaminoto mencantumkan istilah Nasional dimaksudkan bahwa arekat Islam telah menuju ke arah persatuan yang teguh dari semua golongan bangsa Indonesia. Sarekat Islam ingin membawa bangsa Indonesia ke suatu Nation.
Sementara itu National Indische Partji (NIP) dan ISDV (Indische social demoscraty Vemeregig) yang berdasarkan  sosialisme kiri yang tidak banyak mendapat anggota mulai melihat keberhasilan Sarekat Islam (SI) namun NIP tidak berhasil masuk SI karena keanggotaan NIP meliputi pula peranakan Belanda dan Tionghoa. Sedangkan ISDV memiliki kesamaan dalam arah organisasi dan aksi, antara lain menentang adat-adat kuno dan hak istimewa golongan Tionghoa. Upaya mempengaruhi SI oleh Semaun dan Darsono yang beraliran sosialis kiri menunjukkan keberhasilan, terbukti sarekat islam berubah, dan bergeser menjadi haluan kiri. Hal ini terungkap dari hasil kongres ke dua di Jakarta tahun 1917 yang  menetapkan secara tegas bahwa pemerintahan sendiri sebagai tujuan perjuangan terhadap penjajahan dan menantang semua pengisapan oleh kapitalisme yang buruk.
Sebagai organisasi yang beraliran kiri ISDV yang masuk ke tubuh SI hanya sebagai cara untuk meraih banyak anggota sehingga akhirnya ISDV mendeklarasikan diri sebagai organisasi komunis terutama setelah keberhasilan revolusi Rusia.  Akibat dari gerakan ini, jumlah anggota SI menurun dan SI yang ada dibawah pengaruh Semaun berubah menjadi SI merah dan berubah menjadi Partai Komunis Indonesia.
Selain organisasi yang bersifat nasional pada dekade tersebut, muncul pula organisasi atau perkumpulan yang berdasarkan kedaerahan seperti paguyuban pasundan, serikat Sumatera, Perkumpulan orang Ambon, dan Perkumpulan orang Minahasa.
3.      Perkumpulan Pasundan didirikan pada bulan september 1914 di Jakarta, anggaran dasarnya mirip dengan Budi Utomo, hanya ditujukan untuk daerah Pasundan saja. Sebelum tahun 1920, pasundan tidak bergerak dibidang politik melainkan dibidang kebudayaan saja. Pasundan merupakan organisasi yang bukan hanya untuk orang kelompok atas melainkan juga orang kelompok kecil.
4.      Serikat Sumatera, didirikan tahun 1918 oleh orng-orang sumatera yang ada di Jakarta menjelang pendirian Volksraad. Sasaran kerja program serikat sumatra adalah plotik dengan tujuan 1) meningkatkan pengaruh bangsa Indonesia dalam pemerintahan Negeri sehingga pada gilirannya dapat tercapai pemerintahan sendiri 2) memperjuangkan hak pemerintahan daerah (otonomi) seluas-luasnya dengan prinsip demokrasi, dan 3) mencegah terjadinya petentangan antar kelompok, kelas ataupun suku bangsa, dibidang ekonomi. Perkumpulan ini ingin juga memajukan perekonomian orang Sumatera.
5.      Perkumpulan Orang Ambon,  ada beberapa perkumpulan orang Ambon seperti perkumpulan “wilhelmina”, didirikan tahun 1908 di Magelang oleh kaum militer yang berusaha saling hidup rukun, mengeratkan hubungan dengan negri belanda serta memajukan pengajaran. Perkumpulan Ambon Studiench Fonds oleh Dr. Tehupeiory tahun 1909 yang berusaha memberi penerangan tentang hal dan kesempatan belajar dan memberi sokongan uang kepada pelajar-pelajar yang cakap. Selain itu ada beberapa perkumpulan orang Ambon, seperti Ambon’s Bond didirikan tahun 1911 oleh pegawai negeri di Ambonia yang berusaha memajukan pengajaran dan penghidupan rakyat Ambon, “mena muria”  didirikan tahun 1913 di semarang yang bertujuan memajukan dan memakmurkan golongan ambon , dan “sou maluku ambon” yang didirikan beberapa tahun kemudian untuk memajukan perekonomian penduduk.

       Pada periode tahun 1920-1930 ditandai oleh berdirinya berbagai organisasi yang bersifat ke daerahan dan organisasi yang cukup besar pengaruhnya dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia, ialah Partai Nasional Indonesia (PNI). Semula organisasi ini bernama Perserikatan Nasional Indonesia, didirikan dibandung 4 Juli 1927 yang menampung semua orang yang ketika itu tidak termasuk dalam organisas politik yang ada. Sebagai organisasi kebangsaan, PNI berasaskan menolong diri sendiri ( selfhelp ), non cooperative dan marhaenisme yang bertujuan sebagai berikut.
1.      Bidang politik, memajukan penghidupan yan merdeka, memperkuat rasa kebangsaan umumnya dan rasa kesadaran atas persatuan bangsa Indonesia, khususnya dan memperkokoh perhubungan bangsa-bangsa Asia.
2.      Bidang ekonomi, memajukan penghidupan yang merdeka, memajukan perdagangan kebangsaan, kerajinan, bank-bank dan koperasi.
3.      Bidang sosial, memajukan pengajaran yang bersifat kebangsaan, memperbaiki kedudukan wanita, memerangi pengangguran, usaha-usaha transmigrasi, menyongsong serikat-serikat sekerja, memajukan kesehatan rakyat dan membasmi pemadat dan peminum.
Sebagai pendiri dan sekaligus ketua PNI, Ir. Soekarno yang dalam perjuangannya dibantu oleh Mr. Sartono, Mr. Sujadi, Mr. Ishak, Dr. Syamsi, Mr. Budiardjo, dan Mr. Ali sastroamidjojo berkeyakinan bahwa sebelum meletus perang lautan teduh, rakyat indonesia harus bersatu dalam suatu organisasi yang kokoh. Pernyataan ini terealisasi dengan beririnya permufakatan Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia (PPKI). Pada bula Desember 1927 yang beranggotakan PNI, PSI, BU, BI, Paguyuban Pasundan, Sarekat Sumatra, Kaum Betawi, pada tahun 1920-an ini, ada lagi peristiwa penting yang terjadi dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia menuju suatu negara kesatuan adalah munculnya berbagai organisasi pemuda dari berbagai wilayah diNusantara yang menyatakan keinginan untuk bersatu sebagai suatu bangsa. Gerakan kepemudaan ini diawali dengan berdirinya Jong Java yang disebut juga Trikorodharmo (3 tujuan mulia). Perkumpulan pemuda ini merupakan perkumpulan kaum laki-laki pertama yang didirikan di Jakarta tahun 1915. Selanjutnya, disusul pula oleh Jong Sumatranen Bond yang didirikan tahun 1917. Tujuannya adalah memperkokoh hubungan ikatan diantara mrid-murid asal dari sumatra da menanam keinsyafan bahwa merek kelak akan menjadi pemimpin. Jong Islamieten Bond (JIB), ialah perkumpulan baru yang didirikan oleh orang-orang yang keluar dari Jong Java yang merasa gagal memajukan islam dalam wadah Jong Java. JIB yang diketahui oleh R. Sam dan H. Agussalim sebagai penasehat bertujuan memajukan pengetahuan tentang islam, hidup secara islam, dan persatuan islam. Perkumpulan pemuda lainnya yang berdasarkan kedaerahan meliputi Jong Minahasa, Jong Ambon dan Jong Celebes.
Upaya kelompok pemuda yang dirintis sejak lama itu mencetuskan cita-citanya dalam suatu kongres pemuda II Jakarta pada tanggal 26-28 ktober 1928. Isi pernyataan para pemuda yang berasal dari seluruh organisasi kepemudaan ini menanamkan suatu cita-cita indoesia bersatu. Sumpah pemuda itu berbunyi sbb:
Kami bangsa Indonesia mengaku...
1.    Bertanah air satu tanah air Indonesia,
2.    Berbangsa satu bangsa Indonesia,
3.    Berbahasa satu bahasa Indonesia.
Perjuangan rakyat indonesia pada tahun 1930-an sampai tahun 1940-an ditandai oleh semakin banyaknya organisasi yang bergerak di bidang politik. Organisasi-oraganisasi yang tumbuh dan pada dasarnya mengarahkan tujuannya untuk mencapai kemerdekaan dari penjajah ( Imperialisme ) tersebut, antara lain berikut ini. 
1.      Pendidikan Nasional Indonesia ( PNI Baru) , sejak tahun 1932, organisasi ini dipimpin oleh Moh. Hatta bertujuan melepaskan diri dari penjajahan untuk mencapai kemerdekaan dan menjunjung diri sikap nonkoperasi dengan pihak Belanda.
2.      Partai Indonesia (partindo). Organisasi ini dipimpin oleh Mr. Sartono dan pada hakikatnya merupakan kelanjutkan dari PNI lama sehingga tujuannya pun sama indonesia merdeka. Secara spesifik, tujuan partindo ialah : 1) perluasan hak-hak politik dan perteguhan keinginan menuju suatu pemerintah rakyat berdasarkan demokrasi, 2) perbaikan hubungan komunikasi dalam masyarakat, 3) perbaikan ekonomi rakyat.
3.      Gerakan Rakyat Indonesia ( Gerindo ). Didirikan di Jakarta tahun 1937 oleh mantan anggota partindo sehingga tujuannya sama dnegan partindo. Perbedaannya Gerindo menjunjung asas koperasi, ialah mau bekerja sama dengan pemerintah Hindia Belanda, Gerindo berusaha mencapai bentuk pemeritahan negara berasarkan kemerdekaan di bidang politik, ekonomi dan sosial.
4.      Partai Persatuan Indonesia ( Perindo ). Partai ini berusaha mencapai kemajuan ke arah suatu masyarakat dan bentuk negara yang tersusun menurut keinginan rakyat. Didirikan oleh orang-orang mantan anggota Gerindo termasuk peran Moh. Yamin dalam organisasi ini sangat besar. Dasar partai adalah 1) “sosial nasionalisme” (nasional bersendi atas persatuan Indonesia dan kedaulatan rakyat), 2) “sosial demokrasi”.
5.      Budi Utomo (BU)  sejalan dengan hasil kongres tahun 1931, BU terbuka untuk semua golongan bangsa Indonesia, tujuan BU mengalami perkembangan, ialah berusaha mencapai kemerdekaan Indonesia. Asas yang dipakai bersifat fleksibel, suatu saat bersikap kooperatif, namun dapat pula bersifat nonkooperatif.

   Organisasi politik lainnya yang tumbuh sejak tahun 1930-an hingga menjelang kemerdekaan yang mempunyai tujuan untuk mncapai kemerdekaan antara lain Partai Rakyat Indonesia (PRI), Persatuan Bangsa Indonesia (PBI), Partai Indonesia Raya (Parindra), PSII, Partai Islam Indonesia (Parii), Penyedar, PII, dan PSII ke 2. Tidak kalah pentingnya organisasi keagamaan dan organisasi kewiraswastaan dalam upaya memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, seperti organisasi keagamaan Nahdatul Ulama, Muhammadiyah dam Persatuan Islam (Persis) serta organisasi kewanitaan seperti organisasi Keutamaan Istri Putri Mardika, Soenting Melayo.
  Pada tanggal 22 Desember 1928 organisasi wanita mengadakan kongres pertama yang melahirkan perhimpunan Istri Indonesia ( PPII ) dan tanggal itu, kemudian dilanjutkan sebagai “hari ibu” yang dapat dilihat dari lahirnya kesadaran mendalam wanita Indonesia, tentang nasibnya, kewajibannya, kedudukannya dan keanggotaannya dalam masyarakat.







KESIMPULAN

Bangsa adalah sekelompok masyarakat yang bersatu atau dipersatukan oleh adanya persamaan nasib dan pengalaman di masa lampau dan mempunyai cita-cita serta tujuan yang sama untuk kehidupan di masa depan.
Pengalaman bangsa Indonesia pada masa lampau terutama pada masa penjajahan dengan system tanam paksa yang telah menimbulkan kesengsaraan, penderitaan dan pembodohan telah menggugah dan menyadarkan para cerdik pandai atau kaum terdidik untuk mengubah bangsanya.
Munculnya kesadaran berbangsa dan bernegara bagi rakyat di nusantara yang sama-sama ada dalam penjajahan ditandai oleh masa perjuangan kebangsaan di Indonesia yang terbagi atas 5 dimensi, yakni (1) Pergerakan politik; (2) Pergerakan Sarekat Sekerja; (3) Pergerakan Keagamaan; (4) Pergerakan Wanita; dan (5) Pergerakan Pemuda.
Pergerakan pada masa Penjajahn Belanda ini dibagi menurut kurun waktu, yaitu (1) masa 1908-1920 ditandai oleh munculnya organisasi-organisasi di Indonesia , yaitu Budi Utomo, Sarekat Islam,perkumpulan berdasarkan kedaerahan dan perkumpulan campuran; (2) pergerakan politik masa 1920-1932 untuk organisasi Indonesia, yaitu Partai Komunis Indonesia, Sarekat Islam, Budi Utomo,Perhimpunan Indonesia, Studieclub-studieclub, Partai Nasional Indonesia, perkumpulan yang berdasarkan kedaerahan, dan golongan yang berdasarkan keagamaan; (3)pergerakan politik masa 1930-1942 meliputi Pendidikan Nasional Indonesia, Partai Indonesia, Gerindo, Partai Persatuan Indonesia, Budi Utomo, Partai Rakyat Indonesia, Persatuan Bangsa Indonesia, Partai Indonesia Raya, PSII, Parii, Penyedar, PII dan PSII ke-2, perkumpulan berdasarkan kedaerahan, golongan berdasarkan keagamaan, GAPI dan Majelis Rakyat Indonesia.
Melalui organisasi politik, perjuangan bangsa Indonesia pada hakikatnya bertujuan untuk mencapai kemerdekaan dari penjajahan asing karena mereka sadar akan nasibnya yang sedang dijajh sehingga kondisinya miskin, bodoh dan tidak ada kebebasan untuk menentukan nasibnya sendiri. Oleh karena itu, muncul berbagai gerakan yang mengarah pada upaya untuk mempersatukan diri melawan penjajahan dengan berbagai taktik perjuangan yang dilandasi oleh semangat persatuan dan nasionalisme yang kuat.



















DAFTAR PUSTAKA


WINATAPUTRA, Udin.S. Materi dan Pembelajaran Pkn SD.Jakarta:Universitas Terbuka,2006.
Wiharyanto KA. 2013. Perlawanan Indonesia Terhadap Belanda Abad XIX http://www.usd.ac.id/lembaga/lppm / 02oktober2009/Perlawanan IndonesiaTerhadapBelanda kardiyat.pdf [17September 2013]
http://www.bi.go.id/NR/rdonlyres/ /NusantarasdAwalAbadke19.pdf[17 September 2013]




Komentar